Rabu, 27 Oktober 2010

Jadi Langganan Acara TV, Mal, dan Hotel


Rubrik Utama
Tabloid Peluang Usaha Edisi 16/Tahun V/17 April 2010


Purnama Setiawan, Pemilik PT Princess Profesional
Jadi Langganan Acara TV, Mal, dan Hotel
·       Minimal 20 Event /Bulan
·       Raup Omset Rp 200 Juta- Rp 300 Juta per Bulan


Putus sekolah bukanlah hambatan bagi Purnama Setiawan untuk tetap berkarya. Baginya, selama masih ada kemampuan pasti ada jalan untuk meraih sukses. Setelah putus sekolah dari STM, Purnama mengikuti kursus privat elektronik selama satu tahun sambil menjalankan usaha reparasi barang elektronik. Dari sinilah perjalanan Purnama hingga ke bisnis sound system yang kini mampu mendatangkan omset Rp 200 juta per bulan. Bagaimana sepak terjang Purnama dalam menjalankan bisnis ini hingga sukses dan apa kelebihan yang ia tawarkan?

Setelah lulus dari bangku SMP pada tahun 1979, Purnama melanjutkan pendidikannya ke STM Penerbangan. Namun sayang, baru 6 bulan di STM ia harus putus sekolah karena factor biaya. Pria kelahiran Jakarta 22 Juni 1962 ini kemudian mengikuti kursus privat elektronik selama 1 tahun di Jatibening, Bekasi dengan biaya Rp 200 ribu per 3 bulan sambil bekerja sebagai tukang servis TV.
Tetapi, karena banyak pelanggan yang meminta Purnama memperbaiki alat-alat musik, iapun sedikit demi sedikit memiliki pengetahuan tentang peralatan musik dan sound system. Melihat prospek usaha penyewaan sound system yang kian bagus, pada tahun 1980, Purnama mulai terjun ke bidang sound system bersama dua orang temannya. Dengan modal awal patungan bertiga sebesar Rp 5 juta, Purnama memulai usaha rental sound system dengan nama Princess Sound system. Modal tersebut digunakan untuk membeli speaker dan amplifier bekas. “Waktu itu teman saya memang sudah ada yang menyewakan alat musik, dan saya semakin terinspirasi karena peralatan saya disewa teman,” ujar Purnama.
Berhubung waktu itu item peralatannya masih sedikit, Purnama bekerja sama dengan para pelaku sewa sound system yang sudah mulai duluan. “Mereka punya peralatan yang lebih lengkap, jadi kalau saya tidak memiliki peralatan yang dibutuhkan pelanggan, saya menyewa ke mereka,” jelas Purnama.
Usaha kecil-kecilan ini semakin berkembang, akhirnya pada tahun 1985 Purnama menjalankan bisnis ini sendiri karena dua orang temannya sudah tidak tertarik lagi dengan bisnis ini dan beralih ke bisnis lain. Pada tahun ini pula Purnama sudah bisa membeli 1 set sound system lengkap dengan perlengkapan band seharga Rp 30 juta. Meskipun telah ditinggalkan kedua rekannya Purnama tetap menggunakan nama Princess Sound system.
Purnama mulai merasa usaha ini booming pada tahun 1998 pasca-kerusuhan setelah krisis moneter tahun 1997. ”Pada saat itu banyak orang menjadi stress sehingga berbagai hiburan seperti diskotik dan café mulai muncul, saya memanfaatkan ini sebagai peluang karena musik wajib hadir di diskotik dan café sehingga sound system sangat dibutuhkan. Saya kemudian menyewakan peralatan secara permanen ke pemilik café dan diskotik. Bagi mereka menyewa sound system menguntungkan, karena untuk investasi tempat saja sudah memakan biaya besar,” ujar pria yang hobi catur dan badminton ini.
Saat itu karena krisis moneter banyak orang yang banyak mengadakan acara ibadah dan Purnama menyewakan peralatannya untuk kegiatan di gereja dan acara tabligh akbar. Di tahun 1998 ini pula menurut pengamatan Purnama dunia musik mulai makin semarak dengan adanya pentas seni (pensi) sekolah dan festival band. ”Saat itu saya juga mulai mengurus izin usaha dan mengubah nama usaha saya menjadi PT Princess Profesional, biaya untuk mengurusnya dibutuhkan waktu kurang dari 1 bulan dan menghabiskan biaya sekitar Rp 30 juta,” jelasnya.
Pada tahun 2005, Purnama menambah investasi dengan membeli 4 buah genset seharga Rp 50 juta – Rp 80 juta. Namun di tahun 2005 – 2006, bisnisnya mulai terguncang karena masuknya peralatan sound system merek China yang katanya memiliki teknologi canggih dengan harga yang jauh lebih murah. “Dari bentuknya mirip sekali dengan merek branded seperti yang saya punya, dan suara pun tidak kalah bagusnya tapi merek branded jauh lebih unggul kualitasnya,” tandasnya. Di tahun 2010 ini Purnama mengaku merupakan masa pemulihan bisnisnya karena di tahun ini semakin banyak acara seperti konser musik, pernikahan, seminar, dan lain – lain.
Prospek. Menurut Purnama bisnis rental sound system memiliki prospek yang cerah. apalagi sekarang semakin banyak orang yang megadakan berbagai acara yang memang membutuhkan pengeras suara dan perlengkapan panggung. Purnama mengatakan bisnis sewa sound system itu terus prospektif, karena selalu dibutuhkan.
Bisnis ini akan terasa menguntungkan apabila pelakunya benar-benar bisa merawat barang sendiri, sehingga kalau rusak bisa diperbaiki sendiri. “Sekarang saya sudah mempunyai tenaga maintenance yang bisa memperbaiki kalau terjadi kerusakan,” tambah suami Wynne Claudia ini. Kuncinya agar bisa sukses di bisnis ini tentunya harus mengerti alat-alat yang berkaitan dengan sound system mulai dari merek, tipe, berikut fungsi dan kegunaannya  karena setiap tipe memiliki fungsi yang berbeda-beda. “Pelaku usaha ini juga sudah banyak yang jatuh karena asal membeli produk tapi tidak mengerti alat. Kita juga harus senantiasa mengikuti perkembangan digital dan harus segera menjual barang yang lama agar bisa membeli barang yang baru sesuai tren,” paparnya.
Tarif Jasa. Menurut Purnama, biasanya tarif sewa sound system ditentukan sebesar 10% dari harga beli alat. “Tarif sewa alat dari saya tidak terlalu mahal, apalagi saya sudah punya nama, dan bisnis ini sudah berjalan 30 tahun, sehingga orang – orang mempercayai saja,” ujar Purnama. Sedangkan peralatan standar yang harus ada untuk usaha sound system menurut Purnama berupa mixer, amplifier, genset, speaker,dan snake cable.
Tarif sewa sendiri ada 3 klasifikasi yaitu sewa per unit mulai Rp 50 ribu – Rp 4 juta, sewa per paket (misalnya satu set peralatan band atau organ tunggal) mulai Rp 1 juta – Rp 50 juta bahkan bisa lebih. Ada juga sewa per event mulai Rp 5 juta – Rp 500 juta tergantung besar kecilnya event. Event yang kecil untuk kapasitas 20.000 watt  misalnya seperti seminar, pernikahan, atau acara ulang tahun  dan event besar untuk kapasitas 60.000 watt di outdoor seperti acara konser musik.
Sewa per unit antara lain genset mulai Rp 1,5 juta – Rp 2,5 juta, multimedia system mulai Rp 500 ribu – Rp 3,5 juta, stage lighting (untuk pencahayaan panggung) Rp 100 ribu – Rp 1,5 juta, moving head & scanner (untuk pencahayaan dengan lampu yang bisa memantulkan warna secara bergantian) Rp 300 ribu – Rp 600 ribu, Effect Rp 250 ribu – Rp 2 juta, controller/mixer Rp 250 ribu – Rp 750 ribu, laser Rp 1 juta – Rp 5 juta, band equipment & monitor system mulai Rp 2,5 juta, boardcast system Rp 400 ribu – Rp 5 juta, band equipment mulai Rp 100 ribu – Rp 700 ribu, speaker untuk band equipment Rp 6 juta – Rp 25 juta, active speaker Rp 100 ribu – Rp 750 ribu, mixer FOH Rp 350 ribu – Rp 3 juta, fixed monitor Rp 350 ribu – Rp 1,250 juta, snake cable Rp 300 ribu – Rp 400 ribu/gulung, dan rigging system (rangka panggung dari besi) Rp 2 juta – Rp 19 juta/set.
Purnama juga menyediakan lighting system di antaranya stage lighting, moving head & scanner, effect, dan pelengkap panggung seperti rigging, barricade, tents, kamera digital/betacam. Tidak ketinggalan peralatan pendukung lainnya seperti air conditioner, genset, handy talkie (HT), clear com. Tarif jasa sewa lighting system, perlengkapan panggung dan peralatan pendukung tersebut kisarannya Rp 100 ribu – Rp 2 juta per unit.
Untuk dapat menyewa peralatan dari Princess Profesional, tentu harus melakukan perjanjian atau kontrak terlebih dahulu dengan jangka waktu 1 hari sampai  1 tahun. Pembayaran sewa dilakukan secara cash dimuka.
Peralatan. Purnama membeli peralatan usaha dari distributor sound system langganannya di Pinangsia Jakarta Barat, Kelapa Gading dan Pluit Jakarta Utara, dan Kebayoran Jakarta Selatan. Berhubung sudah eksis selama 30 tahun ini, antara Purnama dan distributor sudah terjalin kepercayaan. Kalau terjadi kerusakan Purnama bisa mendapatkan sparepart original dengan mudah, selain itu pihak distributor juga membolehkan Purnama mencicil dengan harga murah dan dalam jangka waktu cukup lama.
Harga peralatan yang dibeli Purnama berkisar antara Rp 1 juta – Rp 900 juta per unit, di antaranya mixer, speaker, band equipment, monitor, snake cable, peralatan lighting seperti stage lighting, moving head & scanner, effect. Di tahun 2005 ia juga bisa menambah modal usahanya untuk pembelian alat sebesar Rp 200 juta dari keuntungan usahanya.
Pemasaran. Purnama mempromosikan usahanya lewat Facebook, dan informasi dari pelanggan yang pernah memakai jasanya. Saat ini ia telah memiliki banyak pelanggan di Jakarta antara lain Trans TV, Trans 7, SCTV, Indosiar, ANTV, TVRI. Juga production house seperti Multivision, MD Entertainment, Cinema Art. Selain itu, acara-acara di mal, di antaranya Taman Anggrek (MTA), Mall Ciputra, Plaza Senayan, Pondok Indah, La Piazza Kelapa Gading, Cilandak Town Square (CITOS), Puri Indah Mall. Bridal/Modelling, diantaranya King Foto, Tina Andrean, Sophia, Cantik, Yohannes Bridal, Ricky L, Looks Model, OQ Modeling, Grisvian Hewis, Cucu  Bridal, APPMI. Event organizer di antaranya Vietara, Bagus Integrated, Mitra Adi Perkasa, Level 9, 2 Synergi WOW Comunindo, Deteksi, Jak Jazz. Property, di antaranya Sumarecon, Agung Sedayu, Sinar Mas Group.
Selain perusahaan ada juga pelanggan untuk acara pribadi seperti acara pernikahan dan perkawinan. Purnama menambahkan pangsa pasar tertinggi usahanya adalah mal dan hotel-hotel, yang kedua event organizer, yang ketiga kalangan perusahaan, dan yang terakhir baru perorangan seperti acara pernikahan dan ulang tahun.
Dalam satu bulan Purnama bisa melayani sekitar 20 event, tapi kebanyakan event kecil seperti acara di mal, atau ulang tahun perusahaan yang harga rata-ratanya Rp 500 ribu – Rp 10 juta, sedangkan event besar biasanya hanya ada sekali dua kali sebulan yang nilai sewanya sampai Rp 40 juta. Sehingga, dari usaha yang sudah berjalan 30 tahun ini Purwanto kini mampu meraup omset antara Rp 200 juta hingga Rp 300 juta sebulan dengan keuntungan bersih 10%. “Memang keuntungan saya minim karena setiap bulan saya membayar pajak 2% dari penghasilan saya setiap event,” ujar Purnama.
Perawatan. Purnama memiliki tiga gudang penyimpanan peralatan sound system di Meruya (luas 600 m2), Kedoya (luas 1.400 m2), dan di Kebayoran Lama (luas 640 m2). Agar sound system terhindar dari karat dan gangguan tikus, jangan pernah ada bekas makanan di ruang penyimpanan (jadi siapaun tidak diperbolehkan makan dan minum di ruang penyimpanan), tempatnya tidak boleh lembab, ada ventilasi udara, sehingga sirkulasi udara tetap bagus, juga harus sering dibersihkan.
Setiap gudang dijaga oleh 3 orang, 1 orang bertugas menjaga pagi sampai siang hari, dan 2 orang jaga mulai dari sore sampai dini hari. Untuk merperbaiki kerusakan alat, Purnama mempekerjakan 1 orang di bagian maintenance (cuma dipanggil kalau ada kerusakan saja, diupah Rp 100 ribu – Rp 200 ribu). Sementara untuk mengangkut sound system-nya ke lokasi event Purnama menggunakan 6 armada angkutan: 5 mobil pick up (ban 4) yang ditutup terpal, dan satu mobil engkel (1/2 truk ban 6).
Kendala dan Risiko. Purnama mengakui kendala terbesar terletak pada SDM yang belum memiliki keahlian atau pengetahun mengenai teknis operasional peralatan sound system, sehingga bagi yang belum bisa akan diajarkan oleh Purnama sendiri. Selain SDM, cuaca dan lokasi pelanggan juga menjadi kendala, sehingga perlengkapan sound system bisa berisiko rusak terkena air hujan dan rusak ketika dibawa ke acara. Kadang juga, terjadi kerusakan barang karena salah pemakaian, tetapi klien tidak mau membayar. Untuk mengatasi itu, Purnama menerapkan system bayar cash di muka.
Purnama saat ini memiliki 100 orang karyawan yang terdiri dari kru, operator, maintenance, penjaga gudang, dan staff keuangan yang digaji mulai dari Rp 30 ribu – Rp 200 ribu/hari. Karyawan direkrut dari referensi teman-teman baiknya dan ada juga yang masih ada hubungan keluarga.
Dari usaha yang sudah berjalan 30 tahun ini Purwanto mampu meraup omset Rp 200 juta/bulan dengan keuntungan bersih 10%. Di tahun 2005 ia juga bisa menambah modal usahanya untuk pembelian alat sebesar Rp 200 juta dari keuntungan usahanya. “Memang keuntungan saya minim karena setiap bulan saya membayar pajak 2% dari penghasilan saya setiap event,” ujar Purnama. Ayu Utami


Sidebar

Layani Pelanggan 24 Jam Penuh

Kesuksesan Purnama menggaet pelanggan dari beberapa korporat hingga perorangan tak lepas dari kelebihan jasa yang ditawarkannya. Selain peralatan yang sangat memadai dan berkualitas, didukung sumber daya manusia yang berpengalaman, ia juga memberikan pelayanan selama 24 jam. Bahkan, konsumen bisa melakukan sewa mendadak langsung hari itu juga.
Tarif sewa juga bisa disesuaikan dengan budget dan kebutuhan, misalnya sewa sound system untuk organ tunggal bisa sekitar Rp 1 juta dengan kualitas alat yang bagus, sedangkan di tempat lain ada yang sampai Rp 2 juta. “Aset paling bernilai dari usaha ini adalah SDM yang berkualitas, yang mampu memberikan solusi kepada para klien,” ujar ayah 3 anak ini. Karena itulah saya  melatih karyawan tentang cara merawat sound system dan cara melayani klien.



Info Lebih Lanjut Dapat Menghubungi:
PT. Princess Profesional
Jl. Kebayoran Lama 14 Jakarta Selatan 12220
Telp. (021) 92697888, 32162233


Tidak ada komentar:

Posting Komentar