Rabu, 02 Maret 2011

Memergoki Hantu Noni Belanda Sambil Makan Seafood

Gedung tua bernuansa kolonial Belanda ini memang memiliki magnet yang besar baik bagi para pecinta kuliner maupun para wisatawan.
“Ya, pecinta kuliner mencari keunikan menunya, sedang wisatawan mencari hantu si noni Belandanya,” ujar Yogi Armanto, Operation Manager Café Batavia.
Café Batavia pun turut memanjakan pelanggannya dengan mengeluarkan menu andalannya, seperti Soup Scalop Udang Rumut Laut dan Tahu, yang terdiri dari Potongan udang dan rumput laut yang sengaja diblend halus. Makanan ini amat memiliki rasa dan aroma yang khas.
Coba juga Daging sapi Gulung dengan Jamur Inoki dan Fat Cai. Beberapa jamur inoki  digulung oleh daging sapi yang sudah dipipihkan dan haluskan. Daging sapi ini terasa empuk, dan siraman sausnya pun sengaja tidak dibuat kuat rasanya agar tidak mengalahkan keasliam rasa jamur.
Kejutan Café Batavia yang sebenarnya ada di toilet. dan benar saja, jika sebagian kalangan café menganggap ruang toilet adalah ruangan sepele yang tidak memerlukan sentuhan khusus. Tetapi, Café Batavia mengemas toilet seperti ruang studio mini.
Dengan dinding full dengan frame foto yang luar biasa ekstremenya, serta cermin ruang toilet yang besar. Sungguh cantik.
“Kalau Anda beruntung, anda juga bisa bertemu noni Belanda yang cantik loh!,” ujar Yogi.

Cafe Batavia
Jl. Pintu Besar Utara No 14, Taman Fatahillah Stasiun Kota, Jakarta Barat.
Telp. (021) 691-5531

Simbol Seks Hollywood Meninggal

Bintang "Gentlemen Prefer Blondes" yang terkenal sebagai simbol seks perfilman Hollywood tahun 1940-1950an, Jane Russell, meninggal pada Senin (28/2) waktu setempat atau Selasa (1/3) WIB, dalam usia 89 tahun. 
“Jane meninggal akibat gangguan pernafasan di rumahnya di Santa Maria, California tengah”, kata Ettar Waterfield, menantu perempuannya.
Wanita yang pernah menjadi 'perempuan bertubuh gempal' dalam iklan BH di televisi ini juga sangat terkenal dengan perannya di genre komedi.
"Selain komedi, saya tak tahu harus ke mana ambil bagian dalam berperan," tulis Jane di otobiografinya.
Industriawan-produser multijutawan Howard Hughes menemukan Jane dan menyuruhnya bermain dalam film pertama Jane "The Outlaw", yang membuat ia bertahan pada citra seksinya yang tertuju pada dadanya, yang dilaporkan memiliki ukuran 38-D.
Di dalam berbagai gambar, Jane berpose panas di ranjang jerami, Badan sensor menahan "The Outlaw" selama hampir tiga tahun sebelum akhirnya mengizinkan peluncuran terbatas pada 1943.
Pada 1978, ia menjadi berita utama karena dijebloskan ke dalam penjara selama empat hari karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Di usia 60 tahun, Jane Russell kembali menarik perhatian jutaan orang karena saat itu di layar televisi ia mengiklankan merek BH buat perempuan gendut.

Rabu, 27 Oktober 2010

Produksi Obat Herbal Plus Buka Klinik, Untung hingga 70%


Rubrik Utama
Tabloid Peluang Usaha Edisi 02/Tahun VI/13 Oktober 2009 



B. Mahendra, Produsen Herbal Insani
Produksi Obat Herbal Plus Buka Klinik, Untung hingga 70%

Melihat tren pengobatan yang semakin hari menjurus ke natural (bahan alami), membuat B. Mahendra tertarik untuk menjajal usaha produksi obat herbal sambil membuka klinik pengobatan herbal sejak tahun 2006. Bagaimana geliat usahanya yang rata-rata meraup omset Rp 40 juta per bulan ini?

Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga, semua orang pasti ingin sehat dan terbebas dari berbagai macam penyakit. Akan tetapi, pengobatan secara medis belum tentu bisa menjamin kesehatan dan kesembuhan seseorang karena biasanya terdapat efek samping dari obat-obat medis yang mengandung zat-zat kimia. Karena itu, dewasa ini orang lebih cenderung menggunakan pengobatan herbal. ”Banyak pasien yang tidak tuntas dalam pengobatan medis ingin beralih ke pengobatan herbal,” ujar Mahendra yang sudah mengenal herbal lewat pelatihan singkat di Karyasari, Bekasi selama 7 hari di tahun 2006.
Setelah mengikuti pelatihan, Mahendra sempat magang dan bekerja di klinik pengobatan Karyasari. Melihat ramainya klinik itu dikunjungi pelanggan, Mahendra langsung memutuskan untuk terjun di usaha pengobatan herbal karena peluangnya sangat lebar. Ia pun membuka usaha klinik pengobatan sekaligus memproduksi obat herbal dengan nama Herbal Insani pada akhir tahun 2006 di Jl. Mawar Raya No. 4 Perumnas I Depok.
Tempat usaha tersebut disewa sebesar Rp 10 juta per tahun dan Rp 5 juta untuk membeli prasarana klinik seperti kursi, meja, dan tempat tidur. Mahendra juga mengeluarkan biaya Rp 25 juta untuk memproduksi obat herbal sendiri dengan membeli bahan baku herbal seperti minyak zaitun, madu, jahe, tapak dara, mahkota dewa, sambung nyawa, sambiloto berikut kemasan. Sedangkan untuk membeli peralatan Mahendra mengeluarkan anggaran lagi sebesar Rp 37,5  juta.
Untuk membuka klinik, peralatan standar yang dibutuhkan antara lain bed periksa, timbangan, alat pengukur tekanan darah tensimeter dan stetoskop, alat-alat terapi syaraf, alat bekam, jarum akupunktur, dan lain-lain.
Dua tahun kemudian, ketika kapasitas kliniknya sudah tidak mencukupi karena semakin banyaknya pasien, akhirnya Mahendra memutuskan untuk memindahkan lokasi klinik ke Jl. Nangka Raya No. 100 Pancoran Mas, Depok dengan sewa Rp 20 juta per tahun. Pada awal usaha, Mahendra tidak begitu banyak melakukan promosi. Ia hanya menyebarkan brosur, memasang plang, dan melakukan penyuluhan kesehatan di kelurahan di sekitar tempat prakteknya.
Produk. Pada awal usaha, Mahendra memproduksi obat herbal dalam bentuk kapsul berisi serbuk dari bahan herbal berupa sambiloto, mahkota dewa, pegagan, jati belanda, tapak dara, meniran, dan kumis kucing. Namun kini produk herbalnya sudah berkembang menjadi 50 jenis dalam bentuk kapsul dan teh celup dengan kisaran harga rata-rata Rp 35 ribu per botol isi 50 kapsul dan paling mahal adalah Spirulina untuk antioksidan seharga Rp 55 ribu per botol isi 50 kapsul.  Kemasan yang digunakan awalnya berupa botol yang ditempel label biasa dengan tulisan tangan, kemudian berkembang dicetak dengan stiker.
Obat herbal yang dibuat Mahendra antara lain bisa mengobati gangguan penyakit maag akut, gangguan pencernaan, asam urat dan nyeri sendi, melangsingkan tubuh, menurunkan berat badan, menurunkan timbunan lemak dan menjaga berat badan agar tetap ideal, menghambat dan mematikan sel-sel tumor dan kanker, anti oksidan, membantu meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi wasir, melancarkan buang air besar, membersihkan usus besar dari sisa kotoran yang tidak tuntas ketika buang air besar, hingga penyakit ringan seperti batuk, dan pilek.
Untuk mengukur takaran obat yang harus diminum seseorang, Mahendra tidak menggunakan tenaga medis  karena  pengetahuan mengenai dosis konsumsi obat herbal sudah diperolehnya saat ia bekerja di Klinik Pengobatan Karyasari. Secara umum, untuk penyakit ringan atau sekadar menjaga stamina, dosis standar yang biasa diterapkan adalah 2 sampai 3 kapsul sehari, dan untuk penyakit yang cukup berat antara 3 hingga 6 kapsul sehari.
Mahendra mengakui obat herbal buatannya baru  sampai pada tahap uji pra-klinis, karena biaya untuk mengurus uji klinis cukup mahal hingga miliaran rupiah dan bisanya dilakukan oleh kalangan peneliti. Uji pra klinis dilakukan melalui  pengujian di laboratorium yang meliputi uji khasiat dan uji keamanan.
Bahan Baku.  Untuk bahan baku  obat sendiri dibeli dalam bentuk bubuk yang tinggal memasukkan ke kapsul saja. Bahan baku dibeli di  Toko Herbal “Daun Mas” Jati Asih Bekasi atau Griya Herbal HP 0857882244286 / 081311252043  Telpon: 021-99852899 Jl. Raya Cilangkap No 7 Jakarta Timur. Harga tiap jenis bervariasi, seperti bubuk purwoceng Rp 110 ribu, bubuk kunyit putih Rp 80 ribu dan bubuk rumput mutiara Rp 90 ribu per kilogram.
Bahan baku sebanyak 1 kg bisa dibuat menjadi 1.500 kapsul dengan berat per kapsul antara 0,5-10 miligram. Setiap kapsul ada yang berbahan tunggal dan ada yang terdiri dari beberapa campuran beberapa bahan baku sekitar 2 sampai 7 jenis bahan. Cara menentukan komposisi campuran berdasarkan khasiat obat.
Mahendra biasanya belanja botol tiga bulan sekali  di PT. Triomega Jl. Raya Salembaran Jati No 9, Kosambi Tangerang Telepon 021-99 019818 dengan mengorder 15 ribu pcs botol kapasitas isi 100 kapsul seharga Rp 1.000 per botol. Mahendra juga memiliki mesin khusus untuk memasukkan obat herbal ke dalam kapsul (mesin filling kapsul) yang dibelinya di pameran alat farmasi di Jakarta seharga Rp 750 ribu dan mesin cetak tanggal kadaluarsa seharga Rp 2,5 juta, timbangan digital seharga Rp 1,5 juta serta alat segel tutup botol seharga Rp 350 ribu.
Saat ini Herbal Insani mampu menghasilkan 3.600 botol obat herbal per bulan dan semua  proses pembuatan obat diawasi langsung oleh Mahendra. Untuk tenaga kerja bertugas di bagian produksi obat terdiri dari 12 orang karyawan  lulusan D3 Farmasi yang digaji rata-rata Rp 1, 5 juta per bulan.
Dari total obat yang dipasarkan, tingkat  lakunya  per bulan sekitar 60% terserap pasar dan sisanya dijual di bulan berikutnya mengingat daya tahan produknya bisa sampai 3 tahun. Apalagi obat herbal produksi Herbal Insani juga sudah  melewati proses penyinaran dengan sinar gamma di BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) di Jalan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan telp. 021 – 5251109 Faks. 021 – 5251110 e-mail: humas@batan.com bertujuan untuk menonaktifkan bakteri dan jamur. Produknya juga telah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI Jakarta (Majelis Ulama Indonesia) dan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Pemasaran. Sejak awal usaha Mahendra lebih banyak memanfaatkan  kliniknya sebagai sarana memperkenalkan produk kepada pasien, dan ternyata hal tersebut direspon bagus oleh pasiennya yang datang ke klinik Herbal Insani. Sekitar 80% pasiennya berusia 30 tahun ke atas, sisanya adalah anak-anak. Banyak juga pasien yang datang dari luar Jabodetabek, 85% dari mereka datang setelah berobat ke dokter terutama penderita kanker, tumor, diabetes, maag, stoke, asam urat.
Mahendra juga menawarkan sistem keagenan dengan syarat belanja minimal Rp 350 ribu dan akan mendapat diskon 30%, untuk jumlah belanja Rp 750 ribu diskon 40%, dan belanja di atas Rp 5 juta diskon 50%.
Hingga kini Herbal Insani telah memiliki dua buah klinik. Dalam satu hari Klinik Herbal Insani yang terletak di Jl. Nangka Raya No 100 Depok Jaya, Pancoran Mas bisa dikunjungi 15 – 30 orang pasien, sedangkan di Jl. Merdeka Raya Blok IV No. 13 Depok II Tengah bisa dikunjungi 7 – 20 orang pasien.
Di kliniknya, Mahendra menawarkan pengobatan berupa Analisa Iridiologi dengan biaya Rp 15 ribu, Terapi Bekam Rp 50 ribu, Terapi Akupunktur Rp 50 ribu, Akupunktur Pelangsingan Rp 65 ribu, Terapi Refleksi Rp 40 ribu, Pijat Syaraf  Rp 50 ribu, Pijat Bayi dan Anak Rp 35 ribu, Pijat Urut Kebugaran Rp 50 ribu, Terapi Patah Tulang Rp 75 ribu, Terapi Pijat Keseleo Rp 50 ribu, Terapi Gurah Rp 75 ribu, Periksa Gula Darah Rp 10 ribu. Mahendra juga menawarkan Paket Terapi berupa Bekam dan Akupunktur Rp 80 ribu, Bekam dan Pijat Syaraf Rp 80 ribu, Bekam dan Refleksi Rp 80 ribu, Pijat Syaraf dan Akupuntur Rp 100 ribu. Setiap terapi rata – rata memakan waktu 45 menit kecuali Pijat Bayi yang hanya memakan waktu 10 – 15 menit. Terapi Pijat Syaraf dan Bekam paling diminati pasien. Klinik Herbal Insani Depok I buka setiap hari pukul 08.00 – 20.00 dan  Klinik Herbal Insani Depok II buka setiap hari pukul 08.00 – 18.00
Untuk tenaga  terapis di klinik  berjumlah 5 orang dan 9 orang asisten terapis lulusan D3 Farmasi yang  kemudian dilatih sendiri oleh Mahendra. Gaji terapis senior sekitar Rp 1,5 juta dan pemula Rp 1 juta.
Banyaknya jasa pelayanan pengobatan yang ditangani oleh terapis ahli dan berpengalaman yang dipadukan dengan pemberian obat herbal produksi sendiri berupa kapsul, serbuk, teh celup yang telah mendapatkan izin dari Depkes dan BPOM, menjadi keunggulan Herbal Insani.
 Mahendra juga memberikan pelatihan bagi siapa saja yang ingin menjadi terapis atau pengobat handal yang profesional. Pelatihan terdiri dari Pelatihan Pengobatan Herbal dan Bekam yang dilakukan selama 3 hari dengan biaya Rp 450 ribu mulai dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00, untuk kelas pelatihan jadwal bisa disesuaikan. Pelatihan Refleksi yang dilakukan selama 2 hari dengan biaya Rp 350 ribu ribu mulai dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00, untuk kelas pelatihan jadwal bisa disesuaikan. Pelatihan Akupunktur Terapan dengan biaya Rp 1 juta dan jadwal bisa disesuaikan.
Jumlah pasien yang datang ke dua klinik Mahendra dalam sebulan mencapai 600 orang. Bila rata-rata tarif jasa  pengobatan Rp 50.000 dan penjualan obat herbal per bulan sebanyak 3.600 botol dengan rata-rata harga Rp 35.000, maka omset per bulan yang bisa diraih Mahendra sekitar Rp 156 juta dengan keuntungan hingga 69,8%.
 Menurut Mahendra, prospek usaha ini sangat menjanjikan karena semakin banyak orang yang beralih dari pengobatan medis ke herbal. Namun Mahendra masih mengalami kendala di bagian produksi terutama bila suplai bahan baku terbatas, sehingga ia selalu  menyediakan stok bahan baku lebih banyak untuk antisipasi. Ayu Utami


Sidebar 

Tips Agar Obat Herbal Awet
  • Bahan baku harus dipilih kualitas yang terbaik dan dibuat sesuai standar cara pengolahan dan pembuatan obat yang baik.
  • Obat  harus disimpan di dalam ruangan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari sinar matahari dan udara lembab.
  • Agar lebih tahan lama obat harus melewati proses penyinaran dengan sinar gamma untuk menonaktifkan bakteri dan jamur yang dilakukan di BATAN Jalan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan telp. 021 – 5251109.


Info Lebih Lanjut Dapat Menghubungi :
Klinik Herbal Insani
Jl. Nangka Raya No 100 Depok Jaya, Pancoran Mas
Telp. 021 – 7776854
Jl. Merdeka Raya Blok IV No. 13 Depok II Tengah
Telp. 021 – 7700812


Calon Herbalis atau Produsen Obat Herbal Sebaiknya  Ikut Pelatihan

Oleh: Hj. Hartini Koentjoro
Ketua Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia (ASPETRI)
Jln. Siliwangi 14, Depok Jawa Barat
Telp. : (021) 7755842

Tanaman herbal sesungguhnya sudah ada sejak zaman sebelum Masehi, dan sering digunakan oleh para leluhur untuk pengobatan kesehatan. Seperti di Indonesia, Arab, dan China memiliki ramuan-ramuan herbal yang berkhasiat. Tanaman herbal yang sudah lazim digunakan sebagai obat di Indonesia antara lain cabe jawa, sambiloto, kumis kucing, sambung nyawa; di China ada jati cina, teki, jahe merah; dan di Arab ada rumput fatimah, sari kurma, dan madu. Meskipun ramuan dari tanaman herbal dari China memang lebih berkembang dibandingkan negara lain, namun Indonesia juga tidak kalah karena mempunyai jamu atau obat herbal yang dikemas dalam berbagai macam bentuk mulai dari cair, kaplet, dan kapsul yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan mulai dari kalangan bawah sampai atas.
Sejak masuknya Belanda (sekitar tahun 1800-an) masyarakat Indonesia mulai dikenalkan pada ilmu kedokteran. Pola pikir masyarakat pun mulai berubah, yang tadinya percaya dengan tanaman herbal kemudian menganggap pengobatan seperti itu sudah kuno, tidak higienis, tidak praktis, dan ketiggalan zaman. Namun kini, anggapan seperti itu perlahan-lahan mulai sirna, karena ternyata masyarakat banyak menemukan efek samping negatif dari obat-obat yang mengandung unsur kimia. Sehingga pengobatan tradisional yang sempat ditanggalkan sebagian besar masyarakat Indonesia kembali menjadi tren.
Oleh karena itulah prospek  obat hebral akan sangat cerah, apalagi dari tahun ke tahun mulai bermunculan berbagai macam pengobatan alternatif dari herbal. Memang pada awalnya sempat berbenturan dengan anggapan masyarakat bahwa praktek pengobatan alternatif dengan cara tradisional identik dengan perdukunan. Tapi pada akhirnya masyarakat mulai sadar bahwa pengobatan tradisional dengan obat herbal jauh lebih aman, karena pada umumnya tidak menimbulkan indikasi berupa efek samping.
Sebaiknya, untuk bisa menjadi produsen obat herbal seseorang harus mempelajari ilmunya. Memang dewasa ini sudah banyak bermunculan lembaga pelatihan pengobatan herbal, tapi masih kurang terstruktur. Seharusnya lembaga pelatihan bisa memberikan edukasi lebih dalam tentang tanaman herbal. Menjawab persoalan seperti itu, Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia (Aspetri) memberikan pendidikan dan pelatihan kepada calon herbalis untuk meningkatkan kompetensi pengobatan agar semuanya terstandar sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Depdiknas dan Depkes serta mengikuti standar aturan BPOM.
Lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan pengobatan herbal lain pun harus memiliki kurikulum yang sudah disetujui oleh Depdiknas dan Depkes, di antaranya pelatihan untuk mempelajari tanaman herbal mulai dari jenis, fungsi, khasiat berikut kelebihan dan kekurangannya, juga diajari bagaimana cara mengobati pasien dengan benar. Dengan demikian, pengobatan dengan memnggunakan tanaman herbal akan kembali bangkit, sehingga banyak orang yang mulai memproduksi obat-obatan dari herbal alami dan membuka klinik terapi pengobatan herbal.  (Ayu Utami)

Jadi Langganan Acara TV, Mal, dan Hotel


Rubrik Utama
Tabloid Peluang Usaha Edisi 16/Tahun V/17 April 2010


Purnama Setiawan, Pemilik PT Princess Profesional
Jadi Langganan Acara TV, Mal, dan Hotel
·       Minimal 20 Event /Bulan
·       Raup Omset Rp 200 Juta- Rp 300 Juta per Bulan


Putus sekolah bukanlah hambatan bagi Purnama Setiawan untuk tetap berkarya. Baginya, selama masih ada kemampuan pasti ada jalan untuk meraih sukses. Setelah putus sekolah dari STM, Purnama mengikuti kursus privat elektronik selama satu tahun sambil menjalankan usaha reparasi barang elektronik. Dari sinilah perjalanan Purnama hingga ke bisnis sound system yang kini mampu mendatangkan omset Rp 200 juta per bulan. Bagaimana sepak terjang Purnama dalam menjalankan bisnis ini hingga sukses dan apa kelebihan yang ia tawarkan?

Setelah lulus dari bangku SMP pada tahun 1979, Purnama melanjutkan pendidikannya ke STM Penerbangan. Namun sayang, baru 6 bulan di STM ia harus putus sekolah karena factor biaya. Pria kelahiran Jakarta 22 Juni 1962 ini kemudian mengikuti kursus privat elektronik selama 1 tahun di Jatibening, Bekasi dengan biaya Rp 200 ribu per 3 bulan sambil bekerja sebagai tukang servis TV.
Tetapi, karena banyak pelanggan yang meminta Purnama memperbaiki alat-alat musik, iapun sedikit demi sedikit memiliki pengetahuan tentang peralatan musik dan sound system. Melihat prospek usaha penyewaan sound system yang kian bagus, pada tahun 1980, Purnama mulai terjun ke bidang sound system bersama dua orang temannya. Dengan modal awal patungan bertiga sebesar Rp 5 juta, Purnama memulai usaha rental sound system dengan nama Princess Sound system. Modal tersebut digunakan untuk membeli speaker dan amplifier bekas. “Waktu itu teman saya memang sudah ada yang menyewakan alat musik, dan saya semakin terinspirasi karena peralatan saya disewa teman,” ujar Purnama.
Berhubung waktu itu item peralatannya masih sedikit, Purnama bekerja sama dengan para pelaku sewa sound system yang sudah mulai duluan. “Mereka punya peralatan yang lebih lengkap, jadi kalau saya tidak memiliki peralatan yang dibutuhkan pelanggan, saya menyewa ke mereka,” jelas Purnama.
Usaha kecil-kecilan ini semakin berkembang, akhirnya pada tahun 1985 Purnama menjalankan bisnis ini sendiri karena dua orang temannya sudah tidak tertarik lagi dengan bisnis ini dan beralih ke bisnis lain. Pada tahun ini pula Purnama sudah bisa membeli 1 set sound system lengkap dengan perlengkapan band seharga Rp 30 juta. Meskipun telah ditinggalkan kedua rekannya Purnama tetap menggunakan nama Princess Sound system.
Purnama mulai merasa usaha ini booming pada tahun 1998 pasca-kerusuhan setelah krisis moneter tahun 1997. ”Pada saat itu banyak orang menjadi stress sehingga berbagai hiburan seperti diskotik dan café mulai muncul, saya memanfaatkan ini sebagai peluang karena musik wajib hadir di diskotik dan café sehingga sound system sangat dibutuhkan. Saya kemudian menyewakan peralatan secara permanen ke pemilik café dan diskotik. Bagi mereka menyewa sound system menguntungkan, karena untuk investasi tempat saja sudah memakan biaya besar,” ujar pria yang hobi catur dan badminton ini.
Saat itu karena krisis moneter banyak orang yang banyak mengadakan acara ibadah dan Purnama menyewakan peralatannya untuk kegiatan di gereja dan acara tabligh akbar. Di tahun 1998 ini pula menurut pengamatan Purnama dunia musik mulai makin semarak dengan adanya pentas seni (pensi) sekolah dan festival band. ”Saat itu saya juga mulai mengurus izin usaha dan mengubah nama usaha saya menjadi PT Princess Profesional, biaya untuk mengurusnya dibutuhkan waktu kurang dari 1 bulan dan menghabiskan biaya sekitar Rp 30 juta,” jelasnya.
Pada tahun 2005, Purnama menambah investasi dengan membeli 4 buah genset seharga Rp 50 juta – Rp 80 juta. Namun di tahun 2005 – 2006, bisnisnya mulai terguncang karena masuknya peralatan sound system merek China yang katanya memiliki teknologi canggih dengan harga yang jauh lebih murah. “Dari bentuknya mirip sekali dengan merek branded seperti yang saya punya, dan suara pun tidak kalah bagusnya tapi merek branded jauh lebih unggul kualitasnya,” tandasnya. Di tahun 2010 ini Purnama mengaku merupakan masa pemulihan bisnisnya karena di tahun ini semakin banyak acara seperti konser musik, pernikahan, seminar, dan lain – lain.
Prospek. Menurut Purnama bisnis rental sound system memiliki prospek yang cerah. apalagi sekarang semakin banyak orang yang megadakan berbagai acara yang memang membutuhkan pengeras suara dan perlengkapan panggung. Purnama mengatakan bisnis sewa sound system itu terus prospektif, karena selalu dibutuhkan.
Bisnis ini akan terasa menguntungkan apabila pelakunya benar-benar bisa merawat barang sendiri, sehingga kalau rusak bisa diperbaiki sendiri. “Sekarang saya sudah mempunyai tenaga maintenance yang bisa memperbaiki kalau terjadi kerusakan,” tambah suami Wynne Claudia ini. Kuncinya agar bisa sukses di bisnis ini tentunya harus mengerti alat-alat yang berkaitan dengan sound system mulai dari merek, tipe, berikut fungsi dan kegunaannya  karena setiap tipe memiliki fungsi yang berbeda-beda. “Pelaku usaha ini juga sudah banyak yang jatuh karena asal membeli produk tapi tidak mengerti alat. Kita juga harus senantiasa mengikuti perkembangan digital dan harus segera menjual barang yang lama agar bisa membeli barang yang baru sesuai tren,” paparnya.
Tarif Jasa. Menurut Purnama, biasanya tarif sewa sound system ditentukan sebesar 10% dari harga beli alat. “Tarif sewa alat dari saya tidak terlalu mahal, apalagi saya sudah punya nama, dan bisnis ini sudah berjalan 30 tahun, sehingga orang – orang mempercayai saja,” ujar Purnama. Sedangkan peralatan standar yang harus ada untuk usaha sound system menurut Purnama berupa mixer, amplifier, genset, speaker,dan snake cable.
Tarif sewa sendiri ada 3 klasifikasi yaitu sewa per unit mulai Rp 50 ribu – Rp 4 juta, sewa per paket (misalnya satu set peralatan band atau organ tunggal) mulai Rp 1 juta – Rp 50 juta bahkan bisa lebih. Ada juga sewa per event mulai Rp 5 juta – Rp 500 juta tergantung besar kecilnya event. Event yang kecil untuk kapasitas 20.000 watt  misalnya seperti seminar, pernikahan, atau acara ulang tahun  dan event besar untuk kapasitas 60.000 watt di outdoor seperti acara konser musik.
Sewa per unit antara lain genset mulai Rp 1,5 juta – Rp 2,5 juta, multimedia system mulai Rp 500 ribu – Rp 3,5 juta, stage lighting (untuk pencahayaan panggung) Rp 100 ribu – Rp 1,5 juta, moving head & scanner (untuk pencahayaan dengan lampu yang bisa memantulkan warna secara bergantian) Rp 300 ribu – Rp 600 ribu, Effect Rp 250 ribu – Rp 2 juta, controller/mixer Rp 250 ribu – Rp 750 ribu, laser Rp 1 juta – Rp 5 juta, band equipment & monitor system mulai Rp 2,5 juta, boardcast system Rp 400 ribu – Rp 5 juta, band equipment mulai Rp 100 ribu – Rp 700 ribu, speaker untuk band equipment Rp 6 juta – Rp 25 juta, active speaker Rp 100 ribu – Rp 750 ribu, mixer FOH Rp 350 ribu – Rp 3 juta, fixed monitor Rp 350 ribu – Rp 1,250 juta, snake cable Rp 300 ribu – Rp 400 ribu/gulung, dan rigging system (rangka panggung dari besi) Rp 2 juta – Rp 19 juta/set.
Purnama juga menyediakan lighting system di antaranya stage lighting, moving head & scanner, effect, dan pelengkap panggung seperti rigging, barricade, tents, kamera digital/betacam. Tidak ketinggalan peralatan pendukung lainnya seperti air conditioner, genset, handy talkie (HT), clear com. Tarif jasa sewa lighting system, perlengkapan panggung dan peralatan pendukung tersebut kisarannya Rp 100 ribu – Rp 2 juta per unit.
Untuk dapat menyewa peralatan dari Princess Profesional, tentu harus melakukan perjanjian atau kontrak terlebih dahulu dengan jangka waktu 1 hari sampai  1 tahun. Pembayaran sewa dilakukan secara cash dimuka.
Peralatan. Purnama membeli peralatan usaha dari distributor sound system langganannya di Pinangsia Jakarta Barat, Kelapa Gading dan Pluit Jakarta Utara, dan Kebayoran Jakarta Selatan. Berhubung sudah eksis selama 30 tahun ini, antara Purnama dan distributor sudah terjalin kepercayaan. Kalau terjadi kerusakan Purnama bisa mendapatkan sparepart original dengan mudah, selain itu pihak distributor juga membolehkan Purnama mencicil dengan harga murah dan dalam jangka waktu cukup lama.
Harga peralatan yang dibeli Purnama berkisar antara Rp 1 juta – Rp 900 juta per unit, di antaranya mixer, speaker, band equipment, monitor, snake cable, peralatan lighting seperti stage lighting, moving head & scanner, effect. Di tahun 2005 ia juga bisa menambah modal usahanya untuk pembelian alat sebesar Rp 200 juta dari keuntungan usahanya.
Pemasaran. Purnama mempromosikan usahanya lewat Facebook, dan informasi dari pelanggan yang pernah memakai jasanya. Saat ini ia telah memiliki banyak pelanggan di Jakarta antara lain Trans TV, Trans 7, SCTV, Indosiar, ANTV, TVRI. Juga production house seperti Multivision, MD Entertainment, Cinema Art. Selain itu, acara-acara di mal, di antaranya Taman Anggrek (MTA), Mall Ciputra, Plaza Senayan, Pondok Indah, La Piazza Kelapa Gading, Cilandak Town Square (CITOS), Puri Indah Mall. Bridal/Modelling, diantaranya King Foto, Tina Andrean, Sophia, Cantik, Yohannes Bridal, Ricky L, Looks Model, OQ Modeling, Grisvian Hewis, Cucu  Bridal, APPMI. Event organizer di antaranya Vietara, Bagus Integrated, Mitra Adi Perkasa, Level 9, 2 Synergi WOW Comunindo, Deteksi, Jak Jazz. Property, di antaranya Sumarecon, Agung Sedayu, Sinar Mas Group.
Selain perusahaan ada juga pelanggan untuk acara pribadi seperti acara pernikahan dan perkawinan. Purnama menambahkan pangsa pasar tertinggi usahanya adalah mal dan hotel-hotel, yang kedua event organizer, yang ketiga kalangan perusahaan, dan yang terakhir baru perorangan seperti acara pernikahan dan ulang tahun.
Dalam satu bulan Purnama bisa melayani sekitar 20 event, tapi kebanyakan event kecil seperti acara di mal, atau ulang tahun perusahaan yang harga rata-ratanya Rp 500 ribu – Rp 10 juta, sedangkan event besar biasanya hanya ada sekali dua kali sebulan yang nilai sewanya sampai Rp 40 juta. Sehingga, dari usaha yang sudah berjalan 30 tahun ini Purwanto kini mampu meraup omset antara Rp 200 juta hingga Rp 300 juta sebulan dengan keuntungan bersih 10%. “Memang keuntungan saya minim karena setiap bulan saya membayar pajak 2% dari penghasilan saya setiap event,” ujar Purnama.
Perawatan. Purnama memiliki tiga gudang penyimpanan peralatan sound system di Meruya (luas 600 m2), Kedoya (luas 1.400 m2), dan di Kebayoran Lama (luas 640 m2). Agar sound system terhindar dari karat dan gangguan tikus, jangan pernah ada bekas makanan di ruang penyimpanan (jadi siapaun tidak diperbolehkan makan dan minum di ruang penyimpanan), tempatnya tidak boleh lembab, ada ventilasi udara, sehingga sirkulasi udara tetap bagus, juga harus sering dibersihkan.
Setiap gudang dijaga oleh 3 orang, 1 orang bertugas menjaga pagi sampai siang hari, dan 2 orang jaga mulai dari sore sampai dini hari. Untuk merperbaiki kerusakan alat, Purnama mempekerjakan 1 orang di bagian maintenance (cuma dipanggil kalau ada kerusakan saja, diupah Rp 100 ribu – Rp 200 ribu). Sementara untuk mengangkut sound system-nya ke lokasi event Purnama menggunakan 6 armada angkutan: 5 mobil pick up (ban 4) yang ditutup terpal, dan satu mobil engkel (1/2 truk ban 6).
Kendala dan Risiko. Purnama mengakui kendala terbesar terletak pada SDM yang belum memiliki keahlian atau pengetahun mengenai teknis operasional peralatan sound system, sehingga bagi yang belum bisa akan diajarkan oleh Purnama sendiri. Selain SDM, cuaca dan lokasi pelanggan juga menjadi kendala, sehingga perlengkapan sound system bisa berisiko rusak terkena air hujan dan rusak ketika dibawa ke acara. Kadang juga, terjadi kerusakan barang karena salah pemakaian, tetapi klien tidak mau membayar. Untuk mengatasi itu, Purnama menerapkan system bayar cash di muka.
Purnama saat ini memiliki 100 orang karyawan yang terdiri dari kru, operator, maintenance, penjaga gudang, dan staff keuangan yang digaji mulai dari Rp 30 ribu – Rp 200 ribu/hari. Karyawan direkrut dari referensi teman-teman baiknya dan ada juga yang masih ada hubungan keluarga.
Dari usaha yang sudah berjalan 30 tahun ini Purwanto mampu meraup omset Rp 200 juta/bulan dengan keuntungan bersih 10%. Di tahun 2005 ia juga bisa menambah modal usahanya untuk pembelian alat sebesar Rp 200 juta dari keuntungan usahanya. “Memang keuntungan saya minim karena setiap bulan saya membayar pajak 2% dari penghasilan saya setiap event,” ujar Purnama. Ayu Utami


Sidebar

Layani Pelanggan 24 Jam Penuh

Kesuksesan Purnama menggaet pelanggan dari beberapa korporat hingga perorangan tak lepas dari kelebihan jasa yang ditawarkannya. Selain peralatan yang sangat memadai dan berkualitas, didukung sumber daya manusia yang berpengalaman, ia juga memberikan pelayanan selama 24 jam. Bahkan, konsumen bisa melakukan sewa mendadak langsung hari itu juga.
Tarif sewa juga bisa disesuaikan dengan budget dan kebutuhan, misalnya sewa sound system untuk organ tunggal bisa sekitar Rp 1 juta dengan kualitas alat yang bagus, sedangkan di tempat lain ada yang sampai Rp 2 juta. “Aset paling bernilai dari usaha ini adalah SDM yang berkualitas, yang mampu memberikan solusi kepada para klien,” ujar ayah 3 anak ini. Karena itulah saya  melatih karyawan tentang cara merawat sound system dan cara melayani klien.



Info Lebih Lanjut Dapat Menghubungi:
PT. Princess Profesional
Jl. Kebayoran Lama 14 Jakarta Selatan 12220
Telp. (021) 92697888, 32162233


Satu Proyek Bisa Raup Omset hingga Rp 4 Miliar Selama 6 Bulan

Rubrik Sektor
Tabloid Peluang Usaha Edisi 07/Tahun V/10 Desember 2009


Abdul Rohmat, Pengusaha Properti Perumahan Residence (Usaha Properti di Lahan Terbatas)
Satu Proyek Bisa Raup Omset hingga Rp 4 Miliar Selama 6 Bulan
·       Keuntungan Mencapai 38%/Bulan

Bisnis properti saat ini makin mencorong terutama karena pertambahan penduduk yang sangat cepat. Berbagai konsep perumahan ditawarkan oleh pengembang, dan yang saat ini sedang banyak diminati adalah konsep town house residence yang simple, nyaman, namun harga terjangkau. Abdul Rohmat, salah satu pelakunya kini sukses meraup omset hingga Rp 4 miliar dari satu proyek selama 6 bulan. Bagaimana geliat usahanya?

Pengalaman di bidang marketing selama kurang lebih 7 tahun mendorong Abdul Rohmat yang biasa disapa Rohmat terjun ke bisnis properti mulai tahun 2008.  Sebelumnya di tahun 2002 ia menjadi marketing proyek rumah sederhana (RS) di daerah Balaraja, Tangerang.  Berkecimpungnya ia sebagai pengembang properti diawali dengan kesuksesan proyek pertamanya Pamulang Regency, di kawasan Pamulang Tangerang, Banten.
Ia memulai bisnis perumahan bekerja sama dengan pemilik lahan seluas 1.300 m2 yang menjadi lokasi berdirinya Pamulang Regency. Perkenalan dengan pemilik lahan itu dimulai sejak 2007 dan pemilik lahan tersebut menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Rahmat untuk membangun perumahan di atas lahannya. Dari kerja sama itu, pemilik lahan mendapat keuntungan dengan sistem bagi hasil 40% untuk Rohmat dan 60% untuk pemilik lahan.
Setelah ada lahan, modal selanjutnya dicari Rohmat dengan cara meminjam ke Bank BTN Syariah Cabang Pamulang - Tangerang dengan bunga  yang relatif ringan. Syarat pinjaman saat itu adalah sertifikat tanah untuk pinjaman modal sebanyak Rp 300 juta. Pembayaran dilakukan bila telah ada transaksi pembelian, yang mana bank berhak atas 10% dari jumlah nominal per unit rumah yang dibayarkan dalam kurun waktu 10 bulan.
Melihat prospek yang tinggi di bidang properti di wilayah Tangerang khususnya Pamulang, pria kelahiran Tangerang 19 Desember 1970 ini mencoba memulai usahanya dengan membangun properti murah di kompleks hunian Pamulang Regency type 32 sebanyak 10 unit. Pengertian properti murah adalah properti yang harga jual  per unitnya Rp 180 juta s/d 250 juta untuk tipe RS. ”Meski kita hanya membangun properti yang murah, namun tetap mengacu kepada unsur-unsur strategis. Konsepnya tentu saja minimalis, tipe sengaja dibikin kecil karena kami punya konsep RS,” terang ayah satu putri ini. Di pertengahan tahun 2008 usahanya berbuah manis, hanya dalam kurun waktu 6 bulan ia dapat menyelesaikan total pinjaman modal yang diberikan oleh bank.
Kesuksesan proyek pertamanya memicu Rohmat melebarkan sayap usahanya dengan membangun proyek kedua yang diberi nama Griya Pamulang Lestari berlokasi di Pamulang dengan lahan seluas ±1.200 m2. Modal usaha untuk membeli lahan itu diperoleh dari Bank BTN Syariah cabang Pamulang – Tangerang.
Izin Usaha. Saat ini kantor operasional usahanya berlokasi di Pamulang Barat untuk kantor pemasaran Pamulang Small Village dan di  Reni Jaya untuk  kantor pemasaran Bumi Ketapang Indah.
Untuk membangun perumahan murah, Rohmat membuat surat permohonan IMB ke kecamatan setelah itu diajukan ke Dinas Tata Ruang Kota yang diproses 6 – 10 hari.  ”Site plan atau rencana pembangunan yang kita ajukan harus sesuai dengan ketentuan dari KDB (koefisien dasar bangunan) Pemerintah Tata Ruang Kota Tangerang yaitu 40% bangunan dari luas tanah. Apabila disetujui Dinas Tata Ruang Kota akan mengeluarkan IMB. IMB khusus untuk proyek tersebut berlaku hanya untuk satu tahun dan bila pembangunan berjalan lebih dari satu tahun IMB wajib diperpanjang,” jelas Rohmat.
Proyek. Dari tahun 2008 hingga kini Rohmat telah memiliki 4 proyek, mulai dari Pamulang Regency pada awal Januari 2008 sampai pertengahan 2008 dengan nilai investasi Rp 300 juta untuk 10 unit tipe 32. Dilanjutkan proyek Griya Pamulang Lestari yang telah selesai dibangun dalam kurun waktu 1 tahun, dengan nilai investasi Rp 1,5 miliar untuk 25 unit tipe 32. Saat ini kedua perumahan ini telah sold out alias laku terjual semuanya. Di pertengahan tahun 2009, Rohmat memulai pembangunan proyek Pamulang Small Village yang juga ada di Pamulang, terdiri dari 18 unit rumah dengan tipe 36 di atas lahan seluas ±900 m2. Nilai investasi Pamulang Small Village sebesar Rp 950 juta, saat ini sudah ada 6 unit yang terjual dan 3 di antaranya sudah berdiri, sedangkan unit lainnya dalam proses pembangunan. Ketiga proyek milik Rohmat ini dibangun dengan pinjaman modal bank dan bekerja sama dengan pemilik tanah.
Baru-baru ini Rohmat bekerja sama dengan developer lain , tepatnya pada bulan November 2009  membangun Bumi Ketapang Indah yang juga berlokasi di Pamulang sebagai proyek keempatnya. Rencananya akan berdiri 33 unit rumah dengan type 32 di atas lahan seluas ±1.300 m2, dn nilai investasinya Rp 1,3 miliar. Adapun proyek lain masih dalam tahap perencanaan, yaitu Sakinah Residence di Tangerang yang terdiri dari 50 unit rumah type 32 – 36 di atas lahan seluas ±5.000 m2, Laladon di Bogor di lahan seluas ±5.000 m2 yang rencananya berdiri 40 unit rumah, dan Yasmin di Pamulang yang terdiri dari 10 unit di atas lahan seluas 1.300 m2. Rata-rata untuk pengerjaan proyek membutuhkan waktu 6 bulan – 1 tahun.
Harga Rumah. Adapun harga rumah yang ditawarkan Rahmat sekitar Rp 180 juta – Rp 238 juta untuk rumah type 36/78, 36/117, 36/102, 36/79, 36/80, 36/81, 36/83, 36/84, dan 36/87. Harga ini disesuaikan dengan lokasi, luas tanah, posisi kavling, dan suku bunga pada periode yang ditetapkan.
Konsumen biasanya membeli rumah dengan cara angsuran DP 20% mulai dari Rp 36 juta – Rp 47,7 juta. Angsuran selama 5 tahun besarnya Rp 3.424.800 – Rp 4.488,570/bulan, angsuran 10 tahun Rp 2.325.600 – Rp 3.078.240/bulan, angsuran 15 tahun Rp 2.319.200 – Rp 3.037.960/bulan. Biaya BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) Rp 7.500.000 – Rp 10.425.000. Harga di atas berlaku mulai 1 Juni 2009. Termasuk Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB), pompa air, listrik dengan kapasitas 1.300 watt, harga belum termasuk booking fee, biaya AJB Notaris, Proses KPR.
Pemasaran. Untuk mendapatkan konsumen, Rohmat memasarkan lewat brosur, media cetak dan membuat account di  www.ciputatbisnis.com. Dibandingkan perumahan murah sejenis, perumahan yang dibangun Rohmat memiliki kelebihan, terutama karena pembangunan rumah dilakukan karyawannya sendiri tanpa kerja sama dengan kontraktor sehingga pengawasan lebih maksimal dan standardisasi bangunan sesuai yang diharapkan, karena tujuan utamanya bukan untuk mengejar keuntungan semata, tetapi untuk memperoleh kepercayaan dan kepuasan konsumen.
Fasilitas yang diberikan di perumahan yang dibangunnya antara lain pusat resapan air di depan kompleks perumahan untuk menjaga  ketersedian air, jalan bukan aspal atau beton tetapi menggunakan paving blok (bata blok) untuk menghindari genangan air sehingga meminimalisir banjir, taman, pompa air standar, dan listrik.
Material. Untuk menentukan harga jual rumah Rahmat mempertimbangkan harga beli tanah dan harga material yang selalu fluktuatif. Beberapa bahan material untuk membangun rumah antara lain batu kali 6 – 7 kubik/1 truk Rp 900 ribu  – Rp 1 juta, pasir 6 – 7 kubik/1 truk Rp 900 ribu  – Rp 1 juta, besi ukuran 12 mm Rp 36 ribu – Rp 40 ribu/batang, gipsum Rp 50 ribu – Rp 60 ribu/m2, kusen kayu meranti Rp 4 juta/set, semen Rp 51 ribu/sak, papan GRC Rp 40 ribu – Rp 50 ribu/lbr, baja ringan Rp 115 ribu/m, pompa air standar semi jet pump 250 watt Rp 600 ribu, keramik untuk lantai rumah ukuran 40 x 40 cm Rp 30 ribu – Rp 40 ribu/m2, keramik untuk kamar mandi 20 x 25 cm Rp 36 ribu/m2, kloset duduk Rp 550 ribu, kran Rp 20 ribu – Rp 30 ribu, wastafel bahan stainless ukuran 80 cm Rp 200 ribu. Bahan material tersebut dibeli di toko bahan bangunan terdekat. Rohmat melakukan pembelian material dengan sistem borongan.
Karyawan. Rohmat saat ini dibantu oleh 3 orang marketing, 1 orang staff admin, 1 orang bagian umum, dan 2 orang keamanan yang digaji rata-rata Rp 1,5 juta/bulan.  Sedangkan untuk membangun rumah ia mempekerjakan sejumlah buruh bangunan dengan gaji Rp 50 ribu/hari.
Dari usahanya yang baru berjalan dua tahun dan menghasilkan 4 proyek yang sudah berjalan menyusul beberapa proyek lain, Rohmat bisa mencapai omset Rp 1,5 miliar hingga Rp 4 miliar per proyek selama 6 bulan. Keuntungan yang diraih pun cukup besar sekitar 38%. Sebagai gambaran, proyek pembangunan Small Village di Pamulang Tangerang, Rohmat menghabiskan investasi plus operasional selama 6 bulan sebesar Rp 2.346.800.000, sementara pendapatan dari penjualan 18 unit rumah type 36 sebesar Rp 3.766.500.000, sehingga keuntungan bersih per bulannya rata-rata sebesar Rp 236.616.667. Proyeksi keuntungan ini berdasarkan biaya investasi untuk 1 unit rumah berkisar Rp 60 juta-Rp 70 juta plus operasional, dan harga jual yang berkisar Rp 180 juta – Rp 238.500.000 per unit. Ayu Utami


Info Lebih Lanjut Dapat Menghubungi:
Abdul Rohmat
Komplek Pamulang Small Village
JL. Mujair Raya, Kel. Bambu Apus
Pamulang, Tangerang
Telp. (021) 97881998, (021) 94080970,
Hp  085277051998
Email : rahmat1912@yahoo.com

Pelopor Usaha Pengiriman Kue

Rubrik Utama
Tabloid Peluang Usaha Edisi 07/Tahun V/10 Desember 2009


Fikri Nauval, Pemilik PT. Arga Nirwana Express (ANEX), Jasa Kargo, Pengiriman Kue, dan Pesan Antar
Pelopor Usaha Pengiriman Kue
·       Saat Hari Raya Pengantaran Kue Meningkat hingga 300%

Keberhasilan bisa berawal dari kegagalan yang berulang-ulang. Itulah yang dialami Fikri Nauval. Pria kelahiran Jakarta 3 Mei 1978 ini sempat hampir putus asa ketika menghadapi kegagalan dalam menjalani bisnis jasa pengiriman kue yang membutuhkan penanganan khusus. Karena kesabarannya, Fikri akhirnya bisa berhasil menjalankan usaha yang memiliki prospek bagus ini. Seperti apa bisnis  tersebut dijalankannya?

Pengalaman memberi banyak pelajaran berharga yang bisa membuka jalan meraih sukses. Seperti Fikri Nauval yang terinspirasi membuat jasa pengiriman kue dari kejadian yang pernah dialaminya. Suatu hari rekannya meminta Fikri membantu mengirimkan kue buatan istrinya kepada pemesan. Saat itu Fikri memang telah mengembangkan usaha jasa pengiriman berupa kurir kargo (jasa yang melayani pengiriman dokumen, dan barang) sejak tahun 2005 dengan nama PT Arga Nirwana Express (Anex). Tetapi ternyata kue tersebut hancur setelah sampai di tangan pemesan. Ia kemudian penasaran dan temannya mengatakan belum ada jasa pengiriman yang bisa menangani pengiriman kue.
Fikri pun melakukan uji coba mengirim kue agar tidak rusak. Fikri baru berhasil setelah mendapatkan pengetahuan tentang boga yang ia peroleh dari pakar kue kenalannya. Di tahun 2007 Fikri mulai menawarkan jasa pengiriman kue dan menjadi pelopor  untuk jasa ini. Kini bapak tiga putri ini memiliki tiga divisi usaha yang terdiri dari divisi kurir cargo, divisi pengiriman kue, dan divisi pesan antar yang mulai berjalan sejak akhir Oktober 2009 ini.
Untuk membuat divisi pengiriman kue di tahun 2007, modal tambahan yang diperlukan Fikri hanya sekitar Rp 1 juta, untuk membeli 1 buah box styrofoam untuk mengirim kue ukuran 40x30x30 cm seharga Rp 35 ribu dan 1 tas khusus kue dari parasut seharga Rp 300 ribu, box motor seharga Rp 500 ribu. Sedangkan kendaraan menggunakan milik karyawan sendiri karena Fikri mewajibkan karyawannya yang bertugas sebagai kurir untuk memiliki sepeda motor. Sedangkan izin usahanya sudah diurus tahun 2005 saat Fikri mendirikan Anex, dan untuk divisi kurir kue izin usahanya juga diurus tahun 2007, dan pesan antar tahun 2009.
Biaya Pengiriman.  Biaya pengiriman kue sebesar Rp 50 ribu per box styrofoam ukuran panjang 40 cm lebar 30 cm tinggi 30 untuk semua jenis kue dan tidak tergantung jarak. Pengiriman saat ini hanya dilakukan di kawasan Jabodetabek. Bila ingin menggunakan jasa pengiriman kue ini, konsumen harus memesan satu hari sebelumnya.
Jenis kue yang sekarang sedang banyak dikirim adalah Cup Cake dan Cake Pondan yang bisa dibentuk model laptop dan boneka. Permintaan meningkat 300% pada saat Lebaran dan Fikri bisa mengirimkan 150 kue per hari, sedangkan pada saat Natal Fikri bisa mengirimkan 100 kue dalam sehari. 
 Sementara itu divisi pesan antar pada usaha Fikri ditujukan untuk melayani pengiriman produk seperti bahan kue, mengantarkan barang yang tertinggal seperti dokumen atau flashdisk, antar makanan, bahkan sampai mengantarkan obat yang dipesan di apotek. ”Kami terinspirasi menawarkan jasa antar bahan kue karena saya lihat rata-rata 90% pembuat kue rumahan masih berprofesi sebagai pekerja kantoran. Mereka baru pulang kerja pukul 17.00 sedangkan toko bahan kue hanya buka sampai pukul 17.00, sehingga mereka tidak punya waktu untuk belanja bahan kue,” tutur Fikri. Ditambahkan Fikri, dengan jasa   pesan antar,  mereka tinggal menghubungi toko kue dan memesan bahan-bahan kue yang dibutuhkan, kemudian harganya ditotal. Setelah itu bisa menghubungi perusahaan Fikri  untuk mengambilkan pesanan mereka di toko kue tersebut. Untuk pembayarannya dilakukan setelah barang diantar ke pemesan. Fikri akan membayar dulu biaya belanja bahan kue tersebut, dan biaya pengiriman  untuk jasa antar bahan kue ini sebesar Rp 25 ribu – Rp 30 ribu.
Proses Pengiriman Kue. Saat akan mengirim kue, kurir akan datang ke rumah atau toko pembuat kue. Pemesanan bisa dilakukan via telepon dan perusahaan tidak membatasi jam kerja pelayanan pemesanan, yang terpenting harus pesan dulu satu hari sebelum  kue dikirim untuk konfirmasi waktu kue tiba di tujuan. Fikri juga berusaha agar kue yang dikirim tiba ½ jam atau 1 jam sebelum waktu yang disepakati.
Pengiriman menggunakan kendaraan berupa sepeda motor. Saat ini ada 12 unit sepeda motor untuk jasa pengiriman kue dan 5 unit untuk pesan antar. Pengiriman kue dan pesan antar menggunakan sepeda motor, karena bila menggunakan mobil biaya lebih mahal seperti bensin, tol, dan waktu tempuh yang lama. Untuk sistem pembayaran jasa pengiriman kue dilakukan  secara cash dengan cara dibayar ketika kue sudah sampai di tangan penerima. Fikri tidak memberlakukan minimal pemesanan kue.
Kemasan Kue. Untuk menjaga agar kue tidak hancur, dibutuhkan kemasan tas khusus kue berbahan parasut yang dibeli di Pasar Senen, Jakarta Pusat, box styrofoam ukuran panjang 40 cm lebar 30 cm tinggi 30 cm yang juga banyak dijual di Pasar Senen dengan harga Rp 35 ribu per buah dan diganti setiap 2 bulan, serta plat es  seharga Rp 25 ribu per buah yang sudah dijual bebas di pasaran seperti Carrefour dan Giant. Adapun perlengkapan yang wajib dimiliki kurir adalah motor, helm, dan jas hujan. Dalam proses pengemasan kue, kue dimasukkan ke dalam box styrofoam, kemudian box styrofoam dilapisi plat es, lalu dimasukkan ke dalam tas khusus kue.
Pemasaran. Pada tahap awal membangun divisi usaha pengiriman kue Fikri pernah mengalami kendala kue hancur saat dikirim. ”Saya saat itu berpikir untuk menyudahi usaha ini. Dulu dalam 1 bulan bisa 20 kue yang rusak dari total 25 kue yang dikirim, bayangkan tentu saja kami harus menggantinya, belum lagi menghadapi kekecewaan konsumen,” papar Fikri.
Tapi ada satu hal yang membuat Fikri merasa bahagia, usaha  yang dilakukannya bukan hanya sekadar mencari uang tapi bisa membantu orang untuk maju. Sejak ada jasa ini, pembuat kue tidak perlu kebingungan mengenai masalah pengiriman kue kepada pelanggan yang jauh dari tempat tinggalnya asalkan masih di wilayah Jabodetabek. ”Kami punya data orang-orang yang menggunakan jasa kami. Ada tukang kue yang awalnya sebulan cuma menitipkan 5 kue, sekarang meningkat menjadi 30 kue per bulan dan hal ini ikut membuat saya bahagia,” ungkap suami dari Evi Kurniati Yusyarina.
Di awal usaha Fikri hanya bergabung dalam milis-milis kuliner saja, promosi hanya dilakukan apabila milis tersebut mengadakan acara seperti memberikan voucher untuk doorprize kepada toko kue. Target pasarnya terutama pembuat kue kalangan menengah ke atas karena mereka lebih berpikir praktis.
Sampai saat ini Anex memiliki 210 relasi untuk jasa pengiriman kue yang terdiri dari pemilik toko kue mulai dari toko yang kecil sampai yang besar, tukang kue rumahan, dan perusahaan yang sering memberikan hadiah berupa kue kepada para pelanggan. Persaingan usaha jasa pengiriman kue menurut Fikri belum ketat, karena pelaku usahanya masih sedikit.
Karyawan. Pada divisi pengiriman kue dan pesan antar, Fikri memiliki 19 orang karyawan yang terdiri dari 1 orang koordinator merangkap sebagai admin, 12 orang kurir kue, 5 orang kurir pesan antar, dan 1 orang pemasaran yang digaji rata-rata Rp 1,5 juta per bulan. “Kurir Anex bisa dikatakan kurir yang berpengalaman, karena mereka semua saya kursuskan,” terang Fikri. Kursus yang diberikan kepada kurir yaitu kusrsus mengenai bahan-bahan kue karena setiap bahan kue mempunyai teknik penanganan masing masing.
Kendala dan Risiko.   Berbicara kendala, hujan menjadi kendala terutama bila motor mogok terkena banjir sehingga mengakibatkan keterlambatan. Selain itu setiap konsumen memiliki karakter yang berbeda-beda, dan setiap konsumen ingin dinomorsatukan.  Untuk pemesanan  harus dilakukan satu hari sebelumnya untuk menyesuaikan dengan jadwal pemesan lainnya di satu lokasi. Kendala lain bila pengiriman kue terlambat sampai ke tangan penerima, sebagai gantinya Fikri memberikan potongan biaya Rp 5.000 per 30 menit keterlambatan.
Kerusakan kue merupakan risiko yang biasa dialami. Bila kue rusak ada dua pilihan diperbaiki atau diganti. Kalau bisa diperbaiki, Fikri akan melakukan negosiasi dengan pemesan dan membawa kue tersebut kepada tukang kue untuk diperbaiki. Jika tidak bisa diperbaiki, maka Fikri akan mengganti kue tersebut. “Jadi saya akan hubungi pemesan untuk memberitahu dan menginformasikan dalam hal ini kami yang salah. Bila kue rusak kurir akan melapor kepada koordinator, setelah itu koordinator akan lapor kepada pembuat kue,” jelas Fikri. Namun frekuensi kerusakan kue ini sakarang terbilang masih kecil. Pada  bulan Oktober 2009  lalu misalnya, hanya 1 buah kue rusak, dan bulan November 100% utuh. Rata-rata satu orang kurir bisa mengantar antara 3 hingga 5 kue sehari sehingga jumlah kue yang terkirim sehari oleh 12 orang kurir, sekitar 50-an kue.
Kini  omset Anex dari dua divisi, yaitu divisi pesan antar dan pengiriman kue mencapai sekitar Rp 75 juta sebulan, sekitar 51% sebulan atau sekiatr  Rp 38 juta.
Untuk mengembangkan usahanya,  Fikri ingin bisa  menawarkan jasa pengiriman yang tercepat di Jakarta, karena orang Jakarta menyukai segala sesuatu yang praktis, tepat, dan bisa dipercaya. Fikri juga mengatakan ia akan melakukan ekspansi di Bandung untuk divisi pesan antar khusus makanan yang akan beroperasi Januari 2010. “Saya pilih Bandung karena Bandung merupakan tempat makanan enak,” kata Fikri. Saat ini Fikri sedang mencari pengusaha kuliner untuk menjadi rekanan sebagai perwakilan Anex di wilayah Bandung. Anda ingin mendaftar? Ayu Utami

Sidebar

Tips Agar Kue Tidak Hancur Saat Pengiriman

Dari berbagai macam jenis kue, yang paling susah dikirim adalah cake dekor yang biasanya digunakan untuk pernikahan dan ulang tahun. Agar kue tidak hancur pada saat proses pengiriman, menurut Fikri ada teknik khusus yang digunakan, yaitu:
  1. Gunakan styrofoam untuk kue yang berada dalam kotak kardus sehingga terhindar dari debu, cahaya matahari, dan hujan. Lapisi styrofoam menggunakan plat es (bentuknya pipih ukuran 30 cm x 20 cm berisi cairan pendingin yang bila tidak digunakan harus dimasukkan ke dalam freezer) untuk jenis kue yang membutuhkan pelindung suhu, seperti kue dari cokelat agar tidak  mudah lumer. Ada juga jenis kue yang justru mudah hancur bila menggunakan plat es seperti Kue Pondan sehingga tidak perlu diberi plat es. Kemudian kemas dalam tas khusus untuk kue dari bahan parasut.
  2. Agar dapat mengirimkan kue dengan selamat sampai ke tangan pemesan, pelaku usaha jasa pengantaran harus menguasai pengetahuan tentang boga.
  3. Perhatikan teknik mengantar pesanan kue, bila menggunakan kendaraan berupa roda dua  diletakkan di belakang sepeda motor dan diberi penyangga berupa plat besi supaya tidak berguncang, selain itu 1 sepeda motor hanya membawa 1 box kue saja.
  4. Menjaga motivasi kurir dengan menerapkan tujuh  hal yaitu: jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerja sama, adil, dan  peduli.  Dengan menerapkan tujuh hal tersebut di saat kurir membawa kue,  seorang kurir harus beranggapan bahwa yang mereka bawa  adalah kue mereka sendiri, sehingga harus dijaga demi kepentingan pelanggan.


Info Lebih Lanjut Dapat Menghubungi:
PT. Arga Nirwana Express (ANEX)
Jl. Ciputat Raya No. 1B
Pondok Pinang – Jakarta Selatan
Telp. (021) 7663413, (021) 70640917, (021) 98495824
Hp. 08121006922, 0817708165, (021) 70198620, (021) 9998535

Jelang Lebaran Permintaan Sirup Strawberry Mencapai 300%

Rubrik  Agribisnis Halaman 14
Tabloid Peluang Usaha Edisi 24/Tahun IV/31 Juli 2009

Dede SP, Produsen Sweety Strawberry
Jelang Lebaran Permintaan Sirup Strawberry Mencapai 300%

Hasil panen petani strawberry yang berlimpah di daerahnya, Rancabali Bandung dilihat Dede banyak yang tidak layak untuk dijual dalam kondisi fresh. Dari sanalah timbul idenya untuk memanfaatkan buah strawberry sebagai peluang bisnis. Berbekal pengalaman dan bimbingan dari beberapa Instansi Pemerintah Bandung (Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Kesehatan), maka pada tahun 2000 ia mulai memasarkan produknya yang diberi merek Sweety Strawberry. Bagaimanakah cara Dede menjalankan usahanya hingga bisa berkembang sampai saat ini?

Buah strawberry bisa diolah menjadi sirup yang bernilai jual tinggi. Hal inilah yang dilakukan oleh Dede. Ia melihat banyak petani di desanya yang selalu mendapat kesulitan saat buah yang dipanen kualitasnya tidak layak untuk dijual dalam bentuk fresh  atau buah segar. Di daerahnya Barutunggul Kec. Rancabali Kabupaten Bandung, memang memiliki areal tanaman strawberry yang cukup luas sekitar 500 ha, dengan jumlah petani kurang lebih 2 ribu, yang terdapat di 6 desa dalam 3 kecamatan. Hasil panen strawberry di kawasan itu berkisar antara 10 s/d 20 ton per hari.
Buah strawberry yang dipanen terdiri dari beberapa grade berdasarkan ukuran besar buah, kualitas, dan kematangan, yaitu grade A,  AL, AB, B dan grade C. Untuk grade A s/d B menurut Dede tidak masalah karena dapat disetor ke pengumpul dan dijual secara fresh, namun untuk grade C karena buahnya terlalu kecil, ukurannya hanya sebesar biji kelereng, beratnya hanya 10 gram atau bentuknya yang kurang sempurna, sehingga tidak menarik untuk konsumen. Oleh karena itu tak jarang petani sampai membuangnya, padahal sebenarnya untuk diproduksi kualitasnya sangat memadai. ”Karena itulah saya melakukan uji coba produksi membuat sirup strawberry. Saya memilih memproduksi strawberry menjadi sirup karena setelah saya melakukan survei ke lapangan, ternyata belum ada produsen yang mengolah strawberry menjadi berbagai produk makanan dan minuman, dan sirup ini merupakan peluang besar yang layak untuk dikembangkan,” jelas Dede.
Berbekal pengalaman dan bimbingan dari Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Dinas Kesehatan, Departemen Perindustrian, dan Departemen Perdagangan, maka pada tahun 2000 Dede mulai memproduksi sirup strawberry. Dengan modal awal Rp 500 ribu, ia memulai usahanya. Modal tersebut digunakan untuk membeli botol sebanyak 20 buah, buah strawberry, dan gula pasir, sedangkan untuk alatnya pada saat itu ia menggunakan alat-alat rumah tangga saja seperti kompor, blender dan panci biasa. Lokasi produksi saat ini dilakukan di rumahnya di Barutunggul Kec. Rancabali, Desa Alamendah, Bandung – Jawa Barat di lahan seluas 200 meter persegi.
Produk. Dari awal usaha Dede hanya memproduksi sirup saja, namun kini ia sudah melakukan inovasi produk lain dari strawberry. Harga Sirup kemasan botol 320 ml Rp 12,5 ribu, botol 650 ml Rp 18 ribu, dan kemasan cup 180 ml Rp 1.000. Juice/Squash botol ukuran 320 ml Rp 15 ribu dan Rp 20 ribu untuk botol ukuran 650 ml, Dodol kemasan paper zak 250 gram Rp 12,5 ribu, Selai kemasan toples 500 gram Rp 12,5 ribu, Manisan kemasan toples 300 g Rp 15 ribu, Krupuk kemasan plastik 50 gr Rp 5 ribu, Sambel kemasan standing pouch 330 ml Rp 7,5 ribu, Saos kemasan standing pouch 330 ml Rp 6 ribu, Pudding kemasan cup 60 g Rp 1.000. ”Saat ini dari semua produk saya, yang sedang digemari orang adalah Sambel Strawberry, alasannya mungkin produk itu aneh dan belum terdapat di pasaran,” jelas Dede.
Harga yang disebutkan di atas adalah harga eceran. Untuk agen dan distributor diberi diskon, distributor bisa mencapai 30%, agen 20%. Volume order tidak dibatasi, hanya saja ongkos kirim ditanggung pembeli. Untuk perjanjian kontrak atau Purchase Order dilakukan dengan cara bekerja sama dengan distributor dan menentukan sistem kerja tertentu, serta membicarakan harga. Setelah perjanjian kontrak disepakati, maka perjanjian itu akan segera ditandatangani oleh notaris.
Produk Sirup Strawberry dibagi 2 jenis yaitu sirup encer dibuat dalam 3 kemasan botol isi 650 ml, botol isi 320 ml, dan kemasan cup plastic isi 180 ml. Jenis lain adalah sirup konsentrat atau disebut juga juice atau squash yang dibagi atas 2 kemasan botol isi 320 ml dan botol isi 650 ml. Perbedaan keduanya terletak pada pengolahannya. Cara membuat Sirup Strawberry pekat yaitu memblender buah strawberry, kemudian diberi gula tanpa ada proses penyaringan sehingga sirupnya kental atau pekat. Sirup encer berupa sari buah atau biasa disebut estrak buah yang merupakan air perasan dari buah strawberry kemudian diberi gula, lalu disaring sehingga menjadi sirup cair.
Dalam satu bulan Dede bisa memproduksi semua produk olahan strawberry sebanyak 500 kg – 1 ton. Untuk sirup baik konsentrat (juice/squash) maupun encer, sebulan bisa membuat 6 ribu botol ukuran 320 ml, dan  kurang lebih 4 ribu botol ukuran 650 ml.
Biasanya bahan baku 1 kg stawberry ditambah 3 ons gula pasir bisa menghasilkan 700 ml sirup konsentrat atau sirup pekat yang biasa digunakan untuk membuat 25 gelas sirup strawberry, sedangkan untuk sirup cair dari 1 kg strawberry ditambah 3 ons gula pasir menghasilkan 650 ml yang bisa digunakan untuk membuat 20 gelas sirup strawberry.
Pemasaran. Pada awal usaha, Dede memasarkan produk di daerahnya sendiri, tepatnya di pasar lokal sekitar tempat tinggalnya karena merupakan daerah tujuan wisata petik buah di kebun strawberry.
Saat ini pemasaran produknya  sudah tersebar di Bandung, Cianjur, Cipanas, Puncak, Bogor, Bekasi, Jakarta, Batam, Serang, Banten, Semarang, Surabaya, dan lainnya. Bila ada konsumen yang memesan dari luar kota atau dari luar Jawa bisa melalui e-mail, atau telepon. Dede akan mengirim produk yang dipesan setelah menerima transfer pembayaran dan biaya pengiriman .
Prospek usaha Sirup Strawberry menurut Dede masih besar, karena tidak terlalu banyak kompetitor. ”Kebanyakan produk kompetitor yang ada bukanlah produk natural, jadi itu bukan level produk saya dan harganya pun mereka sangat murah dibanding produk saya, jadi tidak ada masalah di persaingan, tinggal bagaimana usaha yang harus dilakukan supaya masyarakat mengerti bahwa produk saya sangat berkualitas dan natural sehingga pembeli tidak merasa rugi walau harga mahal,” paparnya.
Menjelang Lebaran biasanya  permintaan Sirup Strawberry  meningkat dan untuk tahun ini diperkirakan Dede bisa meningkat sampai 300%. ”Sehingga saya saat ini sedang merenovasi dan memperluas tempat usaha  yang sudah hampir selesai dan 1 Agustus ini mulai produksi lagi. Saya juga akan melakukan inovasi produk baru menjelang Lebaran yaitu dengan mengganti kemasan Sambel Strawberry yang asalnya memakai standing pouch diganti dengan botol desain sendiri,” terangnya. Program pemasaran yang akan dilakukan Dede menjelang Lebaran ini, di antaranya Program All About Strawberry di beberapa Supermarket, Bazaar Lebaran dan lainnya.
Alat dan Bahan Baku. Alat yang digunakan untuk membuat sirup adalah Juicer  yang harganya Rp 15 juta, Spiner untuk memisahkan buah dengan airnya,  seharga Rp 15 juta. Ekstraktor untuk mengambil sari buah dalam kondisi panas,  harganya Rp 10 juta berikut tabung elpiginya. Kohobator, fungsinya sama dengan Ekstraktor, hanya beda bentuknya saja, lebih modern, dan menggunakan tenaga listrik, kemudian   mixer seharga Rp 5 juta, Cup Sealer seharga  Rp 78 juta dengan kapasitas tinggi, satu jam menghasilkan 4.400 cup.  Juga Hand Sealer, untuk mengelem tutup plastik cup secara manual, harganya  Rp 500 ribu. Foot Sealer, fungsinya sama dengan Hand Sealer, hanya saja corongnya lebih besar, harganya Rp 3 juta. Penutup Botol semi otomatis  harganya Rp 4 juta, dan Hot Filling Machine yang berfungsi memansakan sari buah secara otomatis seharga  Rp 22 juta. Alat produksi atau modal kerja ini  bisa dibeli di Bandung yaitu di Komunitas Lingkungan Usaha Kecil (LIK) yang beralamat di Kompleks Kawasan Industi Jl. Soekarno Hatta yang terletak di dekat Pasar Gede Bage, Bandung. Alat produksi bisa juga didapatkan  di Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung. Untuk botol kemasannya menggunakan botol kaca, bisa didapat di pabrik-pabrik di wilayah Tangerang. Sekarang ini, Dede membeli  botol melalui penyalur-penyalur di Bandung.
Untuk membuat aneka produknya, buah strawberry yang dipakai sebagai bahan baku harus mulus, tidak ada bercak hitam/patek, busuk, lembek, kecuali ukuran  bisa saja memakai grade C (sebesar kelereng). Bahan baku strawberry didapat Dede dari Kelompok Tani Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UPPKS) Alenda di Barutunggul, Rancabali  Bandung yang beranggotakan 96 orang petani.
Selain bahan baku strawberry, dibutuhkan juga bahan lain seperti cabai, bawang merah/putih, garam, penyedap yang diperoleh dari toko/grosir dan pasar di Rancabali Bandung. Yang tak kalah penting adalah gula pasir. Ada 2 merek gula pasir yang digunakan oleh Dede yaitu gula pasir putih impor merek SUJ yang berwarna putih bersih. Hal ini dikarenakan harga gula impor terjangkau dan gula jenis ini dianggap lebih berkualitas daripada gula lokal. Selain itu merek Intimanis yang merupakan gula pasir lokal produksi Lampung. Dede menggunakan 100% gula pasir sebagai pemanis tanpa tambahan bahan lain.
Kendala. Pada awal melakukan pemasaran di daerahnya, Dede mengaku sedikit mengalami kendala soal harga yang terlalu mahal. Kebanyakan konsumen mengacu pada harga sirup yang sudah beredar, padahal bahan bakunya jauh berbeda. Kurangnya modal kerja juga merupakan kendala yang paling utama dalam menjalankan usahanya.
Karyawan. Saat ini Dede dibantu 26 orang karyawan, yang digaji mulai Rp 600 ribu s/d Rp 2,75 juta per bulan. Bagian Produksi yang terdiri atas Bagian Pengolahan dengan gaji Rp 1,2 juta, Bagian Pengemasan Rp 1 juta, Bagian Finishing Rp 1 juta, Bagian Quality Control Rp 1,2 juta, Office Boy Rp 600 ribu, Staff Marketing Rp 1,5 juta, dan Supervisor Marketing Rp 2,75 juta/bulan.
Dalam kurun waktu 1 bulan, untuk membeli bahan baku bisa mencapai Rp 100 juta. Sedangkan bahan-bahan pendukung seperti botol, tutup botol, cup, bungkus plastik, kardus, lakban, dan segel menghabiskan Rp 50 juta. Keuntungan terbesar 40% diperoleh dari penjualan sirup pekat (juice/squash) kemasan botol isi 650 ml, 30% dari sirup encer kemasan botol isi 320 ml, 15 % dari produk sirup encer kemasan cup 180 ml, dan 15% produk lainnya. Dari usahanya ini, untuk semua produk ia bisa memperoleh omset Rp 250 juta per bulan dengan keuntungan 23%.
Rencana  ke Depan. Dede berencana untuk melakukan ekspansi pasar yang lebih luas bahkan mungkin ekspor melihat prospek bagus dari produk Sirup Strawberry, apalagi tempat usahanya baru saja dikunjungi oleh team tenaga ahli dari ASEAN-Japan Centre yang didampingi oleh staf dari Badan Pengembangan Ekspor Nasional Departemen Perdagangan RI untuk menyeleksi produknya. Apabila lolos seleksi maka ia akan diikut-sertakan pada pameran di Tokyo. Ayu Utami/Cheerli

Sidebar :

Mengurus Merek dan Keunggulan Produk

Semua merek produk Dede diberi nama Sweety. Untuk nama merek produknya Dede mengurus di Dinas Perindustrian Bandung dengan membuat SIUP, membuat NPWP di kantor pajak Kabupaten Bandung, dan untuk serifikat halal diurus di Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat. Produk sudah didaftarkan ke Departemen Kesehatan.
Persyaratan dan jangka waktu untuk mengurus izin usaha berikut biayanya  adalah:
·        Untuk mendapatkan izin dari Dinas Perindustrian harus menyerahkan data lengkap terlebih dahulu. Prosesnya 2 minggu, biaya perizinan Rp 300 ribu.
·        Untuk membuat NPWP harus ada surat keterangan domisili usaha dari Kepala Desa, Ketua RT dan RW setempat, menyerahkan fotocopy KTP dan Kartu Keluarga. Kemudian disurvei. Untuk NPWP ini tidak dipungut biaya.
·        Untuk mendapatkan sertifikat halal dari MUI hanya cukup mengikuti sidang. Tidak dipungut biaya.
·        Untuk mendapatkan izin Depkes harus mengikuti pelatihan, dan lulus pelatihan. Setelah lulus pelatihan akan mendapat sertifikat. Prosesnya agak lama menunggu sekitar 3 minggu, harus menunggu peserta lain, karena 1 kelas harus ada 30 orang peserta. Waktu pelatihan 3 hari dengan biaya Rp 350 ribu.
Keunggulan. Keunggulan Sirup Strawberry produksi Dede dibanding produk lain sejenis adalah bahan alami, sangat murni dan natural. “Kami tidak menggunakan esens atau pewarna dan pemanis buatan, sehingga rasanya jauh lebih nikmat dan segar,” jelas Dede.
Begitu pula daya simpan sirup rata-rata 6 bulan. Untuk membuat sirup tahan lama, menurut Dede harus menggunakan cara proses produksi yang baik (GMP- Good Manufacturing Practicies), dimulai higienis di tempat produksi, menggunakan sarana sanitasi yang benar, bahan baku yang baik, proses yang benar, karyawan yang disiplin dan pengemasan yang baik dan benar. Misalnya untuk proses pengemasan, botol harus disterilkan dengan cara dipanaskan terlebih dahulu dengan uap (proses steaming), kemudian diisi sirup dalam kondisi panas. Tutup botol juga harus dalam kondisi baru. Untuk menghindari udara masuk ke dalam botol (oksidasi) tutup botol harus dikencangkan terlebih dahulu dengan penutup botol semi otomatis baru kemudian disegel.
Setelah tutup botol disegel langsung dimasukkan ke dalam air dingin untuk menghilangkan bakteri. Kemudian, botol-botol tersebut ditiriskan sampai air di luar botol turun semua. Setelah kering langsung dilakukan proses labeling. Proses labeling dilakukan secara manual, labelnya menggunakan sticker yang dibuat di percetakan. Harga stiker label Rp 300 untuk ukuran botol 320 ml, dan Rp 500 untuk ukuran botol 650 ml.

Resep Sirup Strawberry

Untuk 700 ml sirup

Bahan :
-         1 kg buah strawberry
-         3 ons gula pasir
Cara Membuat :
  1. Blender 1 kg strawberry. Kemudian saring, cukup ambil sarinya saja
  2. Panaskan sari strawberry tersebut, dicampur dengan 3 ons gula pasir dengan api kecil, aduk perlahan sampai gula pasir larut.
  3. Setelah gula pasir larut, matikan api
  4. Diamkan sampai suhunya menjadi lebih dingin 80%, kemudian angkat dari panci, lalu masukkan ke botol.
  5. Barulah proses pemasangan label dan proses pengemasan atau packing. Sirup siap dipasarkan

Info Lebih Lanjut Dapat Menghubungi:
Dede Sp
Sweety Strawberry
HP: 081563569072
Telpon: 022-85920604
Jl. Barutunggul RT 03/01 Desa Alamendah kec.Rancabali Bandung